Morfologi Jangkrik dan Pemanfaatannya

Morfologi Jangkrik
Jangkrik merupakan salah satu serangga yang masih satu famili dengan belalang, yang memiliki tubuh rata dengan antena yang panjang. Selain itu jangkrik dikenal juga sebagai pemakan segalanya (omnivora) dan juga dikenal memiliki suara yang cukup unik yang dihasilkan oleh jangkrik jantan yang berfungsi untuk menarik betina dan menolak jantan. 
Klasifikasi ilmiah jangkrik :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas :Insecta
Ordo :Orthoptera
Famili :Gryllidae
Genus :Gryllus
Spesies         :Gryllus assimilis (Fabricius, 1775) 
  Struktur tubuh dari berbagai macam spesies jangkrik dewasa sama secara umum, hanya saja terdapat variasi pada ukuran dan warna. Morfologi tubuh jangkrik pada umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala, toraks, dan abdomen (Corey et al., 2000). Kepala terdiri dari mata tunggal yang tersusun dalam satu segitiga tumpul, sepasang antena, satu mulut, dan dua pasang sungut. Toraks (dada) merupakan tempat melekatnya enam tungkai dan empat sayap. Abdomen (perut) pada bagian posterior terdiri dari ruas-ruas (Corey et a., 2000). Ujung abdomen pada jantan dan betina terdapat sepasang cerciyang panjang serta tajam dan berfungsi sebagai penerima rangsang atau pertahanan apabila ada musuh dari belakang. Jangrik berbentuk bulat panjang, berwarna coklat muda sampai tua, dan hitam. Bentuk jangkrik betina dan jantan agak berbeda, pada betina mempunyai ovipositor panjang bentuk seperti rambut kaku yang muncul dari ruas abdomen terakhir. Venasi sayap depan jangkrik betina berbentuk garis-garis lurus, sedang pada jantan venasi berbentuk tidak beraturan ada yang melingkar dan ada yang lurus. Jangkrik dapat ditemukan di bawah batu-batuan, kayu-kayu lapuk, dinding-dinding tepi sungai dan di semak-semak belukar serta ada yang hidup pada lubang-lubang di tanah. Jangkrik dapat ditemui di hampir seluruh Indonesia dan hidup dengan baik pada daerah yang bersuhu antara 20-32°C dan kelembaban sekitar 65-80%, bertanah gembur/berpasir dan memiliki persediaan tumbuhan semak belukar. 
    Gambar. 1 kelompok dan telor jangkrik
       Jangkrik hidup bergerombol dan bersembunyi dalam lipatan-lipatan daun kering atau bongkahan tanah. Jangkrik tidak selalu dapat dijumpai di alam karena hanya bermunculan pada bulan-bulan tertentu saja yaitu pada Juni-Juli dan Nopember-Desember. Jangkrik sulit ditemui pada bulan Januari-Mei dan Agustus-Oktober karena jumlahnya terbatas dan bukan merupakan musim jangkrik (Paimin, 1999). Di alam, jangkrik mempunyai musuh alami, diantaranya yaitu beberapa jenis tawon, kumbang tanah, burung pemakan serangga (contoh: kutilang), dan kadal. Jangkrik termasuk serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna karena tidak melewati tahapan larva dan pupa. Jangkrik merupakan serangga ovipar, yaitu serangga dewasa mengeluarkantelur melalui ovipositor (Destephano, et al.,1982). Kemudian telur menetas jadi nimfa dan berkembang jadi serangga dewasa. Siklus hidupnya  dimulai dari telur kemudian menjadi jangkrik muda (nimfa) dan melewati beberapa kali stadium instar sebelum menjadi jangkrik dewasa (imago) yang ditandai dengan terbentuknya dua sayap (Borror et al., 1992). 

Manfaat Jangkrik
Jangkrik mempunyai potensi untuk menjadi salah satu pakan ikan, binatang kesayangan bahkan sebagai bahan pangan manusia. Jangkrik termasuk salah satu jenis serangga yang biasanya dikonsumsi oleh sebagian masyarakat di beberapa negara misalnya India, Filipina, dan Thailand (Bodenheimer, 1951). Serangga ini dimakan bukan hanya dalam keadaan darurat melainkan sebagai bahan makanan pelengkap sumber protein alternatif sepanjang tahun. Hal ini didukung dengan pernyataan De Foliart (1989) bahwa jangkrik sangat berpotensi untuk dibudidayakan sebagai bahan pangan dan pakan karena memiliki palatabilitas dan kandungan protein yang tinggi serta daya reproduksinya tinggi dan mudah dalam pemberian pakannya.Ada tiga produk yang dapat laku di pasar, yaitu telur, clondo, dan induk. Telur dan induk memiliki sasaran pasar peternak jangkrik, sedangkan clondodijual kepada penggemar burung berkicau atau ikan arwana. Oleh karena itu, semua produk dari jangkrik masih dapat dikatakan potensial (Paimin et al., 1999). Burung berkicau yang diberi makanan jangkrik akan memiliki kicauan yang bagus dan prima sehingga nilai jualnya naik atau dapat diikutsertakan dalam lomba burung. Jangkrik sebagai makanan ikan arwana, dapat menjadikan warna tubuh ikan lebih cemerlang (Paimin,1999). Jangkrik sebagai pakan udang dan lele diberikan dalam bentuk tepung, dan pertumbuhan udang dan lele yang mengkonsumsi tepung jangkrik berkembang pesat (Paimin et al.,1999).

Daftar Pustaka
Bodenheimer, F. S. (1951) Insects as Human Food.W. Junk, The Hague. 352pp
Borror, D.J., C. A. Triplehorn, & N.F. Johnson. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Edisi XI.Penterjemah: Soetiyono, P. Gadjah Mada  University Press, Yogyakarta. 
DeFoliart GR. 1989. The Human Use of Insects as Food and as Animal Feed. Bulletin Entomology Society of America 35, 25-35
Destephano, D. B., U. E. Brady, & C. A. Farr. 1982. Factors influencing oviposition behavior in cricket, Acheta domesticus. Ann. Entomol. Soc. Am.75: 111-114. 
Paimin FB, Pujiastuti LE dan Erniwati. 1999. Sukses Beternak Jangkrik Cetakan I.   Jakarta : Penebar Swadaya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kreasi Kerajinan Tangan dari Kain Fanel